Pengemis : Kasih nggak ya?

By Bella Sukardi - February 07, 2018

https://www.pexels.com/

Lagi-lagi, sore ini aku lagi bengong (anaknya suka banget bengong, heran.) nungguin pesenan jajan favoritku, selesai dibikin sama mas-masnya. Apalagi kalo bukan Kingwing, rupanya jajanan pinggir jalan ini sukses bikin aku jatuh cinta dan terus mampir kalo lagi macet-macetan di Jakal. 

Tapi bukan soal snack kecintaanku itu yang mau aku bahas, selama nunggu kang Kingwing (?) masak-masak, aku duduk di emperan trotoar bengong (lagi) ngeliatin macetnya Jogja sore ini. Ada seorang laki-laki, nggak terlalu tua, mungkin kisaran 40 tahun kali ya, dengan kondisi fisik yang bisa dibilang nyaris tanpa cacat, dateng dan nyodorin tangan sambil bilang "nyuwun sodakohipun mba..", atau dalam bahasa Indonesia-nya "minta sedekahnya mba..".

Hanya dalam waktu sepersekian detik, ada pergolakan batin dan akal yang luar biasa didalem diri aku. Aku berpikir, ah ini orang gimana sih, sehat dan masih muda gitu kok udah minta-minta, kayaknya usahanya nggak maksimal banget. Padahal banyak orang lain yang jauh lebih nggak beruntung dan memiliki fisik terbatas yang dengan gigihnya bekerja apapun untuk mencari nafkah, ini kok enak banget cuma nyodorin tangan aja. Harusnya usaha apa gitu kek, kerja, ikhtiar, jangan cuma minta-minta aja.

Diperparah lagi munculnya kilas balik berita di line today tempo hari yang aku baca, kisah pengemis dengan penghasilan puluhan juta rupiah, pengemis yang hidupnya mewah, dan lain sebagainya semakin memperparah pergulatan batin aku. Aku inget betul setiap lagi makan di warung makan kaki lima, banyak rekan ataupun orang dekat ku yang selalu aja bilang "nggak usah dikasih Bel, masih sehat gitu kok minta-minta" ketika aku lagi sibuk buka dompet atau tas aku nyari uang recehan. 

Belum lagi, himbauan pemerintah buat nggak ngasih kalau ada pengemis yang minta-minta sebagai bentuk pendidikan moral mereka dan demi keberlangsungan kesejahteraan mereka juga. Ditengah kegalauan batin dalam sepersekian detik itu, aku mulai berfikir lagi, dan lagi. Si bapak masih menyodorkan tangan sambil ngeliat ke aku berharap aku mau ngelurin 'recehan' dari tasku. Ah gimana nih?

Sepersekian detik selanjutnya, rupanya bener, wanita didominasi oleh perasaan, logika ku macet. perasaan iba langsung penuh meluap-luap di dadaku. Look at you Bel ! kamu ngasih recehan yang nggak seberapa itu aja masih mikir-mikir? Receh segitu mau buat apa sih? kamu aja paling lupa kalo ada di tas.

Barangkali pengemis ini sedang putus asa, barangkali dia sudah berusaha ikhtiar sampai udah nggak tau lagi harus berbuat apa, sementara anak dan istrinya kelaparan dirumah. Atau, siapa tau pengemis ini sudah mencari kerja kesana kemari, dan kehabisan ongkos untuk pulang makanya mengemis. Dan begitu banyak sekali barangkali yang mendadak meluap-luap di otakku.

Kamu merasa pengemis ini nggak layak untuk mendapatkan uang 'receh' dari kamu Bel? Ah, once again, look at you Bela. Apakah kamu udah layak mendapatkan begitu banyak nikmat dari Tuhanmu padahal mungkin kamu belum berikhtar maksimal, padahal kamu sangat belum layak? 

Balik lagi, aku terlalu sibuk berdebat dalam diri sendiri, mau dengerin kata hati atau mau nurutin otak ini? Aku ngeliat ke arah si pengemis dan muncul sebuah tekad, nggak ada salahnya niat sedekah. Siapa kita berhak mengadili dan menilai orang ini layak untuk mendapatkan sedekah atau tidak? Bukankah kita hanya sesimpel sedekah? perkara orang yang diberi sedekah itu menipu atau berpura-pura, bukan tugas kita untuk menilai dan menghakimi, biarlah itu jadi urusan orang tersebut dengan Tuhannya.

Nabi Musa As. pernah bertanya kepada Allah SWT, ibadah apa yang paling Allah SWT senang? Bukanlah sholat, karena sholat menjaga kita dari perbuatan keji dan munkar. Bukan juga dzikir, karena dzikir menjadikan hati kita tenang. Bukan juga puasa, karena puasa menjadikan kita lebih sabar untuk menahan hawa nafsu. 

Lantas apa ibadah yang paling di senangi Allah SWT? 

"Sedekah, tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku sedang berada disampingmu.."

Bukankah sedekah adalah perbuatan yang sangat disenangi Allah? Lalu, kenapa aku sibuk sekali mikir ini itu cuma untuk sedekah yang nggak seberapa? Ah manusia. Banyak sekali alasannya.

Salam berbagi. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments