Apa Itu Catcalling ?

By Bella Sukardi - December 26, 2017


Hello !
Tulisan ini adalah ajakan untuk bangun, menyadari, dan segera bereaksi untuk tegas menolak dan melawan segala bentuk penindasan dan pelecehan terhadap perempuan dimanapun berada.
Apakah teman-teman tahu istilah catcalling ?
Saya seorang perempuan muslim di Indonesia, berhijab, dan menolak segala bentuk pelecehan dan tindakan perendahan martabat segala gender, laki-laki ataupun perempuan. Belum lama ini saya menonton sebuah video YouTube yang diunggah oleh Hannah Al Rasyid, aktris Indonesia blasteran Perancis-Bugis. Dalam videonya, Hannah menceritakan tentang pengalaman pelecehan seksual yang dialaminya sehari-hari ketika sedang berjalan di sebuah jalan sempit di Jakarta. Untuk video lengkapnya bisa di cek di disini ya.

Ada hal yang ingin saya garis bawahi dari pengalaman Hannah, bahwasannya Hannah bukanlah satu-satunya yang mengalami, saya, anda dan bahkan hampir seluruh perempuan di dunia mungkin pernah mengalami hal serupa. Namun sebagian besar perempuan yang mengalami pelecehan seksual ini hanya diam, cenderung takut dan tidak berani untuk berbicara dan tidak berani melawan. Dan sialnya, ketika ada perempuan yang angkat suara, mereka terbentur adanya streotype di masyarakat kalau hal tersebut adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan.


Hal paling simpel adalah kita perempuan pasti pernah mengalami catcalling, yaitu lontaran ucapan dalam suara keras yang memiliki tendensi seksual, misalnya bersiul, berseru, atau berkomentar kepada perempuan yang lewat di jalanan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada diri si perempuan. Contohnya misal bersiul-siul ketika ada perempuan lewat, atau terdengar suara-suara panggilan seperti :

“ Mau kemana mbak? “
“ Hey cewek, kenalan dong.”
“ Neng..mau kemana neng! “
“ Hai seksi, mau kemana?”
“ Nice ass! “
“ Cewek, sendirian aja nih..”

Dan begitu banyak jenis catcalling yang kita jumpai setiap hari. Biasanya kalau korbannya bersikap acuh, catcalling ini akan berkembang menjadi komentar-komentar seperti, “Ih, sombong banget, sih?”, “Jangan malu-malu, dong….”, dan seterusnya. Dan yang lebih ekstrim lagi seperti yang di alami oleh Hannah dan mungkin beberapa perempuan lain disana yang di pegang bagian yang tidak semestinya seperti payudara, pantat dan lain-lain.

Kebanyakan orang hanya berpikir “ah itu paling cuma laki-laki kurang kerjaan aja.” Atau “cuekin aja sih, lagian cuma gitu doang.” Ada juga yang berkomentar “Lebay banget sih, cuma kayak gitu, pelecehan apanya?” dan lain sebagainya.

Menurut opini pribadi saya, catcalling adalah suatu bentuk perendahan martabat dan pelanggaran terhadap ruang privat. Selain, tentu saja, pelecehan secara seksual (ingat, meskipun tidak tampak eksplisit ya) dan pelanggaran terhadap hak otoritas tubuh dari sudut pandang korban perempuan. Sesederhana apa pun bentuknya. Karena menimbulkan perasaan tidak nyaman, terganggu, malu, bahkan takut. Dan guys please notice ya! Catcalling semacam itu BUKAN sebuah PUJIAN / Compliment.  Tapi itu adalah harassment! Pelecehan!

Dan sialnya, hal tersebut sudah sangat umum terjadi dan dianggap wajar. Padahal jelas-jelas perempuan merasa tidak aman dan nyaman ketika berjalan sendirian, merasa terancam, merasa malu dan bahkan merasa takut. Bahkan ketika sebuah pelecehan terjadi terhadap wanita, wanita yang menjadi korban justru disalahkan. “Siapa suruh berpakaian seksi. “ atau “Ya salah sendiri, pakaiannya terbuka gitu kok.” Dan lagi “Ya wanita sih, kenapa sukanya mancing lelaki.” Oh common guys! Please wake up.

Kalau wanita disalahkan karena alasan di atas, apa kabar dengan wanita berhijab seperti saya yang notabene pakaian saya tidak terbuka, tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak seksi dan tertutup? Apakah saya tidak mengalami catcalling? Ternyata sama saja. Wanita berhijab juga mengalami hal serupa. Bahkan, ibu saya yang notabene sudah berusia 50 tahun pun mengalami hal demikian.

Jadi, pelecehan seksual bisa terjadi pada perempuan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, rentang usia berapa dan bagaimana tampilannya. Masih ingin salahkan perempuan? Kemudian ada jawaban lagi “Kan itu pujian kali, karena kamu cantik.” Oh No! Terus karena phisically kelihatan cantik dan menarik boleh diperlakukan demikian? Boleh dibuat tidak nyaman dan merasa tidak aman? Boleh di perlakukan dengan tidak sopan?

Para korban catcalling, sebenarnya sangat merasa terganggu bahkan takut. Tapi mereka, pelaku catcalling, sulit menyadari itu. Karena apa? Karena korban hanya diam dan membiarkan sehingga perlakuan seperti itu lama kelamaan menjadi suatu hal yang lazim.

Ini saatnya untuk melawan dan memperbaiki generasi. Ajarkan dan berikan pengertian kepada saudara, teman, dan anak-anak kita tentang pentingnya menghargai perempuan dan stop street harrassment ! If we don’t stand up for ourselves, who else will?

Salam berbagi.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments