Mahasiswa Kok Ngamen dan Jualan Bunga ?

By Bella Sukardi - December 26, 2017


Hello!

Disclaimer :
Tulisan ini aku buat murni beropini tanpa maksud untuk merendahkan pihak tertentu. Tidak bermaksud untuk men-judge salah atau benar terhadap suatu tindakan, murni sebagai media berpendapat dan sharing yang aku harap bermanfaat.
Ketika kita berhenti di suatu traffic light, tentu kita pernah atau bahkan sering banget liat sekelompok mahasiswa mungkin tujuh sampai belasan orang berdiri dan menawarkan bunga kepada pengendara yang sedang berhenti. Atau ketika kita makan di suatu tempat makan lesehan pinggir jalan, kita juga sering menjumpai lagi-lagi sekelompok mahasiswa yang bisa dibilang jumlahnya tidak sedikit dalam suatu kelompok datang menghampiri kita untuk mengamen.

Mereka ngapain sih? Aku juga pernah menjadi mahasiswa, tentu aku paham banget tujuan mereka melakukan kegiatan seperti mengamen atau berjualan bunga di pinggir jalan. Dan aku appreciate banget sama usaha suka rela yang mereka lakukan untuk mengumpulkan dana bakti sosial, dana KKN, dana untuk mengadakan event di kampus, dan tujuan lain yang mulia tentunya.

Terlepas dari apa tujuan mereka, yang mau aku tekankan disini adalah bukan benar atau salah, tentu siapa saja berhak dan bebas melakukan usaha apapun untuk mendapatkan dana selama itu tidak merugikan orang lain, tidak melanggar norma agama dan pemerintah buatku ya sah-sah aja.

Tapi, beberapa kali aku perhatiin, ada beberapa kelompok mahasiswa (tidak semua) ini berjualan bunga atau mengamen dengan jumlah yang buat ku terlalu banyak dan cenderung tidak efektif. Berdiri di pinggir traffic light, berkerumun, dan bisa dihitung lho berapa banyak yang beneran nawarin bunga. Yang lainnya lebih sering hanya berdiri, main handphone, atau sekedar ngobrol dengan yang lainnya. Soal ngamen? Bisa dibilang nggak jauh beda dengan jualan bunga, hanya beberapa saja yang benar-benar menyanyi, benar-benar main musik dan sisanya hanya berdiri dan sekedar ‘ngumpet’ ditengah kerumuman dengan gadget nya.

Terus mahasiswa jualan bunga atau ngamen itu salah? Tentu saja engga dong. Tapi alangkah lebih baiknya biar lebih efektif, kelompok dengan belasan orang bisa di bagi ke small group kali ya, di bagi ke beberapa tempat, dan dibagi dengan jelas jobdesk-nya.
Kemudian muncul jawaban “kan masing-masing orang belum tentu bisa nyanyi? Atau bisa main musik? Kalo dibagi ke kelompok kecil dan nggak ada yang bisa nyanyi atau main musik gimana? Terus kalo nggak pede jualan bunga gimana? Ikutan walaupun nggak ngapa-ngapain nggak papa dong, daripada dibilang gabut?”
Memang benar, tapi aku pikir itu bukan suatu alasan yang bisa diterima gitu aja, apalagi dengan predikat ‘mahasiswa’ ya. Kalau memang nggak bisa nyanyi, main musik, atau nggak pede ketika di suruh jualan kenapa nggak nyari cara lain?

Masih banyak lho cara lain daripada berkerumun sekedar menjadi tim ‘hore’ tanpa kontribusi. Contohnya, buat kamu yang pinter masak, coba buat kue dan jualin di kampus. Atau kamu yang pinter design dan seni, jualan merchandise bisa jadi cara dapetin duit juga. Atau yang lebih ada dampaknya, coba bikin proposal sekreatif mungkin acara event yang mau di adain dan ajuin ke beberapa company , instansi, restoran atau lainnya yang relevan untuk jadi sponsor, atau mencari media partner seperti radio yang bisa membantu kamu nyebarin event atau acara bakti sosial yang kamu buat, dan masih banyak cara kreatif lain yang efektif dan banyak nilai pembelajarannya.

Saya pernah bergabung dengan komunitas pemberdayaan anak jalanan, dengan volunteer yang bisa dibilang tidak sedikit, mereka melakukan pengumpulan dana dengan sangat menarik. Hasil karya anak anak jalanan, seperti hasil mewarnai di lelang kepada 'orang baik' yang ingin membeli dan berdonasi. Kemudian mereka juga menjual merchandise berupa kaos dengan tujuan mengumpulkan dana sekaligus campaigne program dan kegiatan mereka. Pembagian jobdesk juga lebih jelas, walaupun dalam komunitas ini belum terbentu struktur organisasi yang paten, karena hanya melibatkan orang-orang suka rela bergabung tanpa keterikatan dan keharusan.

Namun kembali lagi, itu cuma pendapat dari aku aja hehe. Masing-masing orang tentunya berhak untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Kalau memang dilihat dari sudut pandang lain, dengan cara ‘sesekali’ beramai-ramai mengamen dan berjualan bunga lebih bermanfaat dan menambah nilai kebersamaan, kekompakan dan kerjasama ya kenapa tidak? Tergantung dari sudut pandang mana kita melihat.
Yang perlu diingat, mahasiswa adalah cerminan wajah pendidikan suatu bangsa, tonggak munculnya kreatifitas yang menggemparkan dunia.
Salam Berbagi.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments