Etika Bertutur Kata di Sosial Media

By Bella Sukardi - December 26, 2017


Cuma bisa geleng-geleng kepala aja deh kalo lagi buka social media  terutama instagram, nggak cuma instagram sih, di akun sosial media public figure atau siapapun itu banyak banget nemuin komentar yang bikin ngelus dada pas ngebacanya.


Ehm, emang bener sih saat ini kita berada di era kemajuan teknologi yang makin canggih dimana semuanya serba digital. Kemudahan akses internet dan nge-trend nya penggunaan sosial media, kayaknya bikin kita jadi semakin buas dan kembali pada kehidupan tanpa etika. Sosial media bukan suatu hal yang negatif tentunya, kalau digunakan sebagaimana mestinya.

Yang bikin aku prihatin banget adalah bergesernya fungsi sosial media saat ini menjadi platform anonim yang bebas digunakan untuk menyakiti orang lain dengan semena-mena tanpa diketahui identitasnya. Kata pepatah sih para pengguna tidak bertanggung jawab ini “lempar batu sembunyi tangan” gitu deh.

Fenomena hate speech dan cyber bullying ini kayaknya udah tiap hari kita liat. Di dunia ber-sosial media kini semua orang bisa dengan mudah melakukan dua hal tersebut. Targetnya gak pandang bulu coy, semua orang bisa jadi korbannya. Mau itu artis, orang-orang biasa, dan bahkan presiden juga bisa kena hate speech dan cyber bullying ini. Wow gila kan !

Di sosial media, kita ini seakan bebas banget mau ngomong apapun yang kita mau tanpa harus berfikir dan mengkaji lebih dulu. Kita bebas banget mau mengekspresikan apapun yang kita rasakan, mau setuju atau nggak setuju. Bebas mengkritik dan menilai orang lain atau sesuatu sesuka hati kita. Bebas mengekspresikan kebencian atau menghujat orang lain dengan kata yang bisa di bilang "nggak pantas" keluar dari seseorang yang mengaku "berpendidikan dan bermoral". Mungkin ini terjadi karena munculnya rasa percaya diri untuk melakukan apapun dengan bermodal jari, nulis di kolom komentar, dan posting, tanpa perlu bertatap muka langsung dengan orang tersebut dan anggapan tidak ada konsekuensi.

Contoh aja deh, banyak orang yang nulis hal-hal yang bisa dibilang "kejam" kepada orang lain di kolom komentar sosial media atau bahkan mereka posting di akun sosial media milik pribadi mereka sendiri.

Biasanya nih, orang-orang ini kalo ditegur dan diingatkan, jawabannya begini “Ya suka-suka gue dong, jari-jari gue, sosmed-sosmed gue, internet juga gue yang beli. Ya suka-suka gue dong mau ngapain.” Ada juga yang menjawab “ Sewot amat si lo, mulut-mulut gue, akun-akun gue, suka suka lah. Kalo nggak suka ya skip aja atau unfoll aja, sok banget sih nasehatin gue. ” Dan lain sebagainya.
Yang paling aku heran adalah, banyak sekali orang orang yang berperilaku seakan-akan mereka ini Tuhan, men-judge orang lain salah atau benar, kafir atau engga, baik atau engga, dan seakan akan mereka tau dengan pasti, benar dan detail apa yang dilakukan orang lain. Sehingga mereka berhak mengadili, mencaci dan menghujat.
Dan lebih parahnya, mereka kerap kali berkata-kata kotor dan kasar, mencaci maki orang lain, tanpa tahu betul kebenarannya. Padahal kebanyakan orang-orang ini tidak kenal dan hanya tahu sosok orang yang dia caci maki ini dari sosial media, dari berita yang tidak jelas sumbernya, atau ngikutin trend yang lagi viral, dan kadang malah cuma iseng dan nggak suka aja gitu tanpa sebab. Astaghfirullah, sedih nggak sih liatnya ?

Kebayang nggak sih, gimana perasaan orang yang dicaci dan kolom komentarnya penuh dengan hujatan, makian, sumpah serapah dan terkadang berisi fitnah. Emang sih kadang kita tidak menyukai seseorang, itu normal. Tapi kalau sampai menjelekkan orang lain, memfitnah, apalagi itu di sosial media yang notabene semua orang bisa mengakses dan melihat, itu adalah perbuatan yang super duper disayangkan banget sih.

Dan kita nggak pernah tau lho dampaknya untuk orang yang kita bully atau komentarin dengan hate speech tersebut. Mereka juga punya hati, punya perasaan, dan bisa aja jadi membawa efek yang buruk kepada korban. Bahkan ada yang sampai gelisah, datang ke psikater,  tidak percaya diri dan bahkan terpikir untuk menyudahi hidup.
Hayoo, Jahat banget nggak sih?
Ada orang yang bilang gini “Kalo nggak mau di komentarin ya nggak usah main sosmed.” Atau gini “Yaelah lebay amat, resiko main sosmed ya gini lah, lagian juga suka-suka gue mau ngomong apa.” Atau juga “Namanya juga artis, public figure, ya wajar dong digituin.” Dan lain sebagainya.
Apakah kamu masih berpikir kalau hate speech atau cyber bullying adalah resiko ketika eksis di sosial media? I don’t think so.

Aku merasa setiap orang tidak berhak untuk menyakiti orang lain, dan jawaban pelaku cyber bullying yang aku sebutin tadi itu adalah jawaban yang bisa dibilang nggak bisa dibenarkan.

I think it’s not fair. Sangat tidak adil untuk si korban. Karena si korban di lahirin ke dunia ini dan dibesarkan susah payah sama orang tuanya bukan untuk dihujat atau di bully. Mungkin kita lupa, kita sebagai seseorang yang beragama dan beretika, bertutur kata buruk dan menyakiti orang lain itu sudah jelas banget konsekuensinya. Mungkin orang suka nggak sadar kali ya kalo dia menyakiti orang lain. Dan kadang lupa kalo Tuhan itu ada, dan janji Tuhan itu nyata coy.

Anyway, kita bisa banget ngubah sosial media yang udah nggak sehat ini menjadi lebih baik dengan memulai dari diri kita sendiri. Caranya, lebih bijak dalam bersosial media, batasi mana ranah privacy yang tidak seharusnya di posting dan mana yang layak untuk di share. Alangkah lebih baik kalau kita saling menjaga, yang mau posting juga pikir dulu deh apa yang mau di posting, yang liat juga kaji dulu sebelum berkomentar atau menilai.

Jangan sampai sosial media yang seharusnya menjadi sarana untuk bersilaturahmi malah terbalik menjadi sarana untuk saling mencaci.
Salam berbagi.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments